Wajib Tahu! Pengertian dan Jenis Majas dalam Bahasa Inggris Lengkap dengan Contoh
Kalau kamu ingin memperkaya kemampuan bahasa Inggris, pertama-tama salah satu hal menarik yang perlu dipelajari adalah majas atau figurative language. Hal ini penting karena majas mampu membuat kalimat terdengar lebih hidup, indah, dan penuh makna. Selain itu, tidak bisa dipungkiri bahwa penggunaannya sering muncul dalam karya sastra, lagu, film, bahkan percakapan sehari-hari.
Dengan kata lain, mempelajari majas bukan hanya menambah wawasan, tetapi juga membantu kamu memahami berbagai teks dan percakapan secara lebih mendalam. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas pengertian majas dalam bahasa Inggris, jenis-jenisnya, serta contoh kalimatnya agar pada akhirnya kamu bisa memahaminya dengan mudah dan langsung mempraktikkannya. Baca Selengkapnya
Apa Itu Majas (Figurative Language)?
Majas atau figurative language adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan sesuatu secara tidak langsung. Dengan kata lain, kalimat yang menggunakan majas tidak selalu bermakna harfiah, melainkan menyiratkan makna tertentu.
Contohnya, kalimat “Time is money” bukan berarti waktu benar-benar uang, tetapi menunjukkan bahwa waktu sangat berharga.
Jenis-Jenis Majas dalam Bahasa Inggris
1. Simile (Perumpamaan)
Pertama, simile adalah majas yang membandingkan dua hal berbeda dengan menggunakan kata penghubung seperti like atau as. Dengan cara ini, simile membantu membuat gambaran menjadi lebih jelas dan konkret bagi pembaca atau pendengar.
Contoh 1: She is as brave as a lion. (Dia seberani singa.)
Contoh 2: His smile shines like the sun. (Senyumnya bersinar seperti matahari.)
Kesimpulannya, simile sering digunakan dalam percakapan maupun karya sastra untuk memperkuat kesan.
2. Metaphor (Metafora)
Berbeda dengan simile, metafora juga membandingkan dua hal, tetapi tanpa menggunakan kata penghubung. Dengan kata lain, metafora menyatakan bahwa satu hal adalah hal lain secara langsung.
Contoh 1: Time is a thief. (Waktu adalah pencuri.)
Contoh 2: The classroom was a zoo. (Kelas itu seperti kebun binatang.)
Oleh karena itu, metafora sering membuat kalimat terdengar lebih kuat dan penuh makna.
3. Personification (Personifikasi)
Selanjutnya, personifikasi memberikan sifat atau perilaku manusia kepada benda mati atau konsep abstrak. Akibatnya, kalimat terasa lebih hidup, imajinatif, dan puitis.
Contoh 1: The wind whispered through the trees. (Angin berbisik di antara pepohonan.)
Contoh 2: The stars danced in the night sky. (Bintang-bintang menari di langit malam.)
Dengan demikian, personifikasi sering muncul dalam puisi, lagu, maupun cerita fiksi.
4. Hyperbole (Hiperbola)
Hiperbola melebih-lebihkan sesuatu untuk memberikan penekanan. Biasanya, majas ini tidak dimaksudkan secara harfiah, melainkan untuk menimbulkan efek dramatis.
Contoh 1: I have told you a thousand times. (Aku sudah bilang seribu kali.)
Contoh 2: I’m so hungry I could eat a horse. (Aku sangat lapar sampai bisa makan seekor kuda.)
Kesimpulannya, hiperbola membuat ekspresi lebih menarik dan emosional.
5. Alliteration (Aliterasi)
Alliteration menggunakan pengulangan bunyi awal pada kata-kata yang berurutan. Karena itu, majas ini sering menciptakan efek musikal atau ritme yang enak didengar.
Contoh 1: Peter Piper picked a peck of pickled peppers.
Contoh 2: She sells seashells by the seashore.
Oleh sebab itu, alliteration banyak dipakai dalam puisi, slogan, atau iklan untuk membuatnya lebih mudah diingat.
6. Onomatopoeia (Onomatope)
Onomatope menirukan bunyi alami dari suatu benda atau aksi. Dengan begitu, kata yang digunakan terdengar seperti suara yang sebenarnya.
Contoh 1: The bees buzzed in the garden. (Lebah berdengung di taman.)
Contoh 2: The door creaked when it opened. (Pintu berderit saat dibuka.)
Artinya, onomatope membuat teks terasa lebih nyata dan menggugah imajinasi.
7. Oxymoron (Oksimoron)
Oxymoron menggabungkan dua kata yang bertentangan untuk menciptakan efek unik. Meskipun tampak kontradiktif, perpaduan kata ini justru memberikan makna baru yang menarik.
Contoh 1: Bittersweet memories. (Kenangan manis pahit.)
Contoh 2: Deafening silence. (Kesunyian yang memekakkan telinga.)
Oleh karena itu, oxymoron sering dipakai dalam karya sastra untuk menekankan paradoks.
8. Irony (Ironi)
Terakhir, irony menyampaikan makna yang berlawanan dengan kata yang diucapkan. Penutur biasanya menggunakan majas ini untuk menyindir atau mengekspresikan humor.
Contoh 1: What a pleasant day! (Diucapkan saat hujan deras.)
Contoh 2: Oh great, another homework! (Bagus sekali, ada PR lagi!)
Dengan kata lain, irony sering memberikan sentuhan kritis, lucu, atau bahkan sarkastis dalam komunikasi.
Kesimpulan
Majas atau figurative language dalam bahasa Inggris bukan hanya memperindah kalimat, tetapi juga menambah kekuatan ekspresi. Dengan memahaminya, kamu bisa lebih mudah memahami karya sastra, film, atau percakapan yang menggunakan bahasa kiasan.
Jadi, mulai sekarang cobalah mengenali dan menggunakan majas dalam bahasa Inggrismu. Dengan begitu, percakapan atau tulisanmu akan terdengar lebih menarik, kreatif, dan penuh warna.